Bayangan yang Menyeret Jubah Kaisar
Hujan kota Seoul, sama seperti notifikasi yang tak henti-hentinya berdering, tak pernah benar-benar berhenti. Aroma kopi yang pahit memenuhi apartemen minimalis Ji-hyun, aroma yang dulu selalu membuatnya teringat pada senyum sinis Jae-hyun. Senyum yang kini hanya tinggal kenangan, terpatri dalam sisa-sisa chat yang tak terkirim di layar ponselnya.
Jae-hyun, pewaris tunggal perusahaan teknologi raksasa, dan Ji-hyun, seorang ilustrator freelance yang hidup dalam dunianya sendiri. Pertemuan mereka bagaikan glitch dalam sistem, sebuah kesalahan indah yang tumbuh menjadi cinta di antara emoji dan stiker LINE. Mereka membangun istana virtual, berdindingkan firewall dan password, namun rapuh di hadapan kenyataan.
"Kamu tahu, aku benci kenyataan," bisik Jae-hyun suatu malam, di bawah cahaya rembulan yang menembus tirai kamarnya. Kalimat itu kini terasa seperti kutukan.
Kehilangan Jae-hyun terasa seperti amputasi jiwa. Bukan kematian fisik, melainkan kematian identitas. Jae-hyun tiba-tiba menghilang, lenyap dari media sosial, dari daftar kontak, dari kehidupannya. Rumor beredar: Jae-hyun dijodohkan, Jae-hyun dikirim ke luar negeri, Jae-hyun menghapus keberadaannya.
Tapi Ji-hyun tahu, ada yang disembunyikan. Ada RAHASIA di balik senyum sinis itu. Mimpi-mimpi buruknya dipenuhi bayangan jubah kaisar yang menyeret, bisikan-bisikan yang tak bisa dia pahami.
Selama setahun, Ji-hyun menggali. Dia merangkai potongan-potongan informasi, menjelajahi jejak digital yang ditinggalkan Jae-hyun. Dia menemukan koneksi tersembunyi, transaksi mencurigakan, dan sebuah nama: Kim So-hee.
Kim So-hee, seorang influencer terkenal, mantan kekasih Jae-hyun, dan kunci dari teka-teki ini.
Ternyata, Jae-hyun terjebak dalam permainan kekuasaan dan ambisi. Perusahaan keluarga Jae-hyun terlibat dalam praktik ilegal, dan So-hee memegang bukti yang bisa menghancurkan mereka. Jae-hyun terpaksa menjauh dari Ji-hyun, melindungi wanita itu dari bahaya yang mengintai.
Ji-hyun merasakan amarah membara dalam dadanya. Bukan amarah pada Jae-hyun, melainkan pada sistem yang telah merenggut cintanya.
Malam itu, Ji-hyun mengirimkan pesan terakhir pada So-hee. Sebuah file berisi semua bukti yang dia kumpulkan, cukup untuk menjatuhkan perusahaan Jae-hyun.
Balas dendamnya lembut, namun mematikan. Tidak ada konfrontasi, tidak ada teriakan. Hanya sebuah keputusan senyap.
Keesokan harinya, Ji-hyun menghapus semua foto Jae-hyun dari ponselnya. Dia menggambar ilustrasi terakhir: seorang kaisar tanpa jubah, berdiri telanjang di tengah badai.
Kemudian, dia mematikan ponselnya.
Dia pergi.
…dan kenangan tentang mereka akan selamanya menjadi gumaman di lorong-lorong waktu.
You Might Also Like: Arti Mimpi Masuk Rumah Gajah Sumatera
Post a Comment