Di Balik Kabut Crimson
Langit senja membakar cakrawala, mewarnai Sungai Li dengan crimson yang menyayat hati. Di tepi sungai itu, berdiri Han Ruo, bayangannya memanjang, terdistorsi oleh riak air yang berbisik. Gaun sutra putihnya berkibar, seolah hendak terbang, membawanya pergi ke dimensi lain.
Dia menatap lukisan di tangannya. Seorang pria. Wajahnya tegas, namun matanya menyimpan samudra kesedihan. Pria itu adalah Zhao Ming, pangeran yang hilang dalam legenda. Pangeran yang, entah bagaimana, bersemayam di dalam hatinya.
"Zhao Ming..." bisiknya, suaranya nyaris tak terdengar di antara desiran angin. "Kau mencintaiku di kehidupan ini... Tapi aku mencintaimu... di kematianmu."
Setiap malam, dalam mimpinya yang mendalam dan kelam, Han Ruo melihat Zhao Ming. Mereka bertemu di taman bunga persik yang tak pernah layu, tertawa di bawah rembulan yang selalu purnama. Dia adalah cahaya di kegelapan hidupnya, pelipur lara di tengah kesunyian abadi.
Namun, setiap kali dia terbangun, hanya ada kekosongan. Lukisan itu adalah satu-satunya bukti bahwa Zhao Ming pernah ada. Atau, setidaknya, pernah hadir di dalam mimpi-mimpinya.
Bertahun-tahun berlalu. Han Ruo hidup dalam bayang-bayang masa lalu, terikat oleh cinta yang illusif, cinta yang mungkin hanya ada di dalam lukisan, di dalam mimpi, di dalam dimensi waktu yang terLUPAKAN. Dia menjadi legenda itu sendiri, seorang wanita yang mencintai hantu, yang menari dengan bayangan.
Suatu hari, seorang pedagang antik datang ke desa. Dia membawa sebuah kotak musik tua, terbuat dari kayu cendana yang wangi. Saat Han Ruo membuka kotak itu, alunan musik yang memilukan menyambutnya. Musik yang dia kenali. Musik yang selalu mengiringi mimpi-mimpinya bersama Zhao Ming.
Di dalam kotak itu, tersembunyi sebuah surat. Surat yang ditulis dengan tinta yang sudah pudar, namun masih terbaca jelas:
Kepada Han Ruo-ku yang terkasih,
Jika kau menemukan surat ini, berarti aku sudah tiada. Aku tahu, kita ditakdirkan untuk bertemu di dimensi waktu yang berbeda. Aku mencintaimu di kehidupan ini, meskipun kau mungkin tidak mengingatku. Tapi percayalah, cintaku padamu abadi, melampaui waktu dan kematian. Aku akan menunggumu, Han Ruo. Di taman bunga persik yang abadi.
Selamanya, Zhao Ming.
Saat Han Ruo membaca surat itu, air mata membasahi pipinya. Kebenaran itu menghantamnya seperti gelombang besar. Dia ingat! Dia ingat kehidupannya sebelumnya! Dia ingat janjinya pada Zhao Ming!
Tapi, terlambat. Zhao Ming telah pergi. Meninggalkannya lagi, dalam kesunyian abadi.
Pengungkapan: Pedagang antik itu, dengan mata yang berkilauan aneh, menatap Han Ruo. Dia membuka jubahnya, memperlihatkan jubah kebesaran kerajaan. Senyumnya pahit. "Aku telah menunggu sangat lama, Han Ruo. Kau memang melupakanku di kehidupan ini... tapi takdir tidak bisa dihindari!*"
Dia adalah reinkarnasi Zhao Ming! Dan Han Ruo... DIA TELAH MENYIA-NYIAKAN HIDUPNYA. Dia telah mencintai hantu, sementara cintanya berdiri tepat di depannya, tersembunyi di balik tirai waktu!
Luka itu menganga, lebih dalam dari sebelumnya.
"Apakah... kita akan bertemu lagi, di taman bunga persik?" Bisikan itu, begitu halus, seperti gaung dari masa lalu yang terlupakan.
You Might Also Like: Cara Moisturizer Dengan Sodium
Post a Comment