Cerita Seru: Cinta Yang Kurelakan Pergi

Cinta yang Kurelakan Pergi

Aula Emas Istana Terlarang bermandikan cahaya mentari senja, namun cahayanya terasa dingin, menusuk tulang. Di sanalah, Li Wei, sang Putra Mahkota yang tampan namun berhati batu, berdiri. Tatapannya tajam, mengawasi setiap gerak-gerik para pejabat istana yang berkerumun bagai burung gagak menunggu bangkai. Di antara mereka, tersembunyi pengkhianat dan pembisik yang siap menjatuhkannya.

Di sisi lain, di balik tirai sutra yang megah, Mei Lian, seorang dayang istana yang anggun dan cerdas, mengamati dari kejauhan. Ia bukan sekadar dayang biasa; darah bangsawan mengalir dalam nadinya, dan hatinya telah lama ia gadaikan pada Li Wei. Cinta mereka tumbuh diam-diam, bagai bunga teratai di rawa intrik.

"Wei," bisik Mei Lian suatu malam, saat mereka bertemu sembunyi-sembunyi di taman terlarang. "Janji-janji manismu bagai pedang bermata dua. Aku takut."

Li Wei menggenggam tangannya. "Demi takhta dan kehormatan keluarga, aku HARUS memilih. Tapi ketahuilah, cintaku padamu adalah satu-satunya kebenaran di dunia ini."

Namun, kekuasaan memang candu yang membutakan. Tekanan dari Permaisuri yang kejam, intrik para selir yang haus takhta, dan ancaman dari jenderal pemberontak, memaksa Li Wei untuk memilih. Ia mengkhianati Mei Lian. Pernikahannya dengan putri Jenderal kuat akan mengamankan takhtanya, tapi menghancurkan hati Mei Lian.

Di hari pernikahan Li Wei, Mei Lian berdiri di balik pilar, menyaksikan kekasihnya mengucap janji suci dengan wanita lain. Air mata mengalir di pipinya, bukan karena kesedihan, melainkan karena KEMARAHAN yang membara. Cinta yang ia relakan pergi, akan ia tebus dengan dendam yang tak terbayangkan.

Bertahun-tahun berlalu. Li Wei menjadi Kaisar yang disegani, namun istananya dipenuhi kecurigaan dan pengkhianatan. Ia merasa seperti boneka yang dikendalikan tali takdir. Ia merindukan Mei Lian, wanita yang terpaksa ia korbankan demi kekuasaan.

Suatu malam, saat Kaisar Li Wei menikmati arak di taman, Mei Lian muncul. Ia bukan lagi dayang istana yang polos, melainkan seorang wanita dewasa dengan aura mematikan. Wajahnya tetap cantik, namun matanya dingin bagai es.

"Lama tak berjumpa, Kaisar," ucap Mei Lian, suaranya bagai desiran angin yang menusuk.

Li Wei terpana. "Mei Lian… kau… bagaimana…?"

Mei Lian tersenyum tipis. Ia telah merencanakan segalanya dengan sempurna. Ia telah mengumpulkan sekutu, menyebarkan racun dalam intrik istana, dan menunggu saat yang tepat untuk membalas dendam. Dengan anggun, ia menuangkan racun ke dalam cawan arak Kaisar.

"Cinta memang permainan takhta, Kaisar," bisik Mei Lian, saat Li Wei meminum arak beracun itu. "Dan kali ini, aku yang menang."

Kaisar Li Wei ambruk ke tanah, matanya menatap Mei Lian dengan KETAKUTAN dan KEHERANAN. Mei Lian menatapnya tanpa ekspresi, lalu berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Kaisar yang sekarat di taman.

Di pagi hari, berita kematian Kaisar mengguncang seluruh istana. Mei Lian, yang sebelumnya hanya dayang istana, tiba-tiba menjadi PEMIMPIN. Dengan dukungan para sekutunya, ia merebut takhta dan mendeklarasikan dirinya sebagai Kaisar Wanita pertama dalam sejarah dinasti.

Dan sejarah baru saja menulis ulang dirinya sendiri...

You Might Also Like: Dracin Terbaru Bayangan Yang Menulis

Post a Comment