Pedang yang Menyatu dengan Darahku
Hujan kota membasahi layar ponselku, bayangannya memantul seperti kenangan yang tak henti berputar. Aroma kopi memenuhi apartemen sempit ini, menghangatkan tubuhku, tapi tidak hatiku. Notifikasi terakhir darimu muncul dua tahun lalu. Sebuah emoticon senyum kikuk dan pesan singkat: "Sibuk. Kabari lagi ya."
Kabarmu tak pernah datang.
Dulu, kita adalah dua coder di balik layar, menciptakan game yang menjanjikan. Cinta tumbuh di antara barisan kode, di antara begadang dan bug yang membuat frustrasi. Kau memanggilku "Xiao", dan aku memanggilmu "Ling". Nama panggilan yang terasa asing sekarang, seperti mimpi yang terlalu indah untuk menjadi kenyataan.
Kita memiliki game itu, sebuah MMORPG yang terinspirasi legenda pedang kuno. Pedang yang menyatu dengan darah pemiliknya, memberikan kekuatan tak terbayangkan, namun juga menuntut pengorbanan. Kau selalu terobsesi dengan legenda itu, Ling. Terlalu terobsesi.
Kehilanganmu terasa seperti bug dalam sistem, kode yang rusak dan tak bisa diperbaiki. Aku mencoba mencarimu, menghubungi teman-temanmu, keluargamu. Nihil. Kau menghilang tanpa jejak, meninggalkan aku dan game kita yang belum selesai.
Dan kemudian, ada DIA.
Seorang hacker misterius yang membobol server game kita, mengubah kode-kode penting, menambahkan fitur-fitur baru yang MENAKUTKAN. Fitur yang terinspirasi langsung dari legenda pedang berdarah itu. Awalnya, aku marah. Tapi kemudian, aku mulai melihat pola. Jejak. Sinyal.
Kode yang dia tinggalkan adalah pesan. Sebuah labirin rumit yang mengarah kepadaku.
Malam-malam panjang kulalui untuk mendekripsi pesannya. Sisa chat yang tak terkirim menjadi panduan. Foto-foto lama, tersimpan dalam cloud, menjadi petunjuk. Aku menemukan rahasia yang kau sembunyikan, Ling. Sebuah penyakit langka yang menggerogoti tubuhmu, sebuah pengorbanan yang kau lakukan demi melindungiku.
Kau ingin game itu menjadi warisanmu. Kau ingin game itu abadi, bahkan jika kau tidak bisa. Kau rela membayar harga dengan menghilang.
Kini, aku tahu kebenaran. Aku mengerti pengorbananmu. Tapi aku tidak bisa membiarkanmu begitu saja. Aku akan menyelesaikan game kita, Ling. Aku akan menjadikannya masterpiece, sebuah tribute untukmu.
Saatnya balas dendam. Balas dendam lembut.
Aku masuk ke dalam kode game itu, menggunakan semua pengetahuanku, semua cintaku, semua rasa sakitku. Aku menulis sebuah patch khusus, sebuah kode yang hanya bisa diaktifkan olehmu, Ling. Sebuah kode yang akan mengubah legenda pedang berdarah menjadi kisah cinta abadi.
Di akhir patch itu, kusisipkan sebuah pesan: "Aku tahu, Ling. Aku mengerti. Aku mencintaimu."
Aku menekan tombol upload.
Sambil menunggu reaksimu, aku mengirim pesan terakhir ke nomor teleponmu yang sudah tidak aktif: "Aku tahu kau mengawasi, Ling. Sampai jumpa di sana."
Aku tersenyum tipis, SENYUM TERAKHIR, sebelum menutup laptopku. Aku tahu, ini bukan akhir. Ini hanyalah permulaan dari legenda baru.
Sebab, pedang itu kini menyatu dengan darahku juga.
You Might Also Like: Jualan Skincare Bisnis Rumahan Kota
Post a Comment